" Hiduplah Indonesia Raya..."
Dan saat ini, beliau, legenda yang sering pelatihku ceritakan dulu adalah pelatihku di Tim ASG ini. Seorang yang selalu ku impikan dalam imajinasiku kini berada tepat di depan mataku, kami berada di tempat yang sama! betapa beruntungnya aku.
Alhamdulillah wa Syukurillah, tak henti-hentinya ku panjatkan rasa syukur atas semua nikmat dan karunia pada Yang Maha Kuasa hingga saat ini. Kupersembahkan medali emas ini untuk Indonesia dan seluruh elemen Bangsa Indonesia. Perkenankanlah aku untuk menjadi wakilmu kembali di waktu yang akan datang, Garuda.
Bandung, 17 Agustus 2019
Tepat pukul 11.25 pagi waktu Indonesia bagian barat, lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Ya! aku berhasil mengumandangkan lagu itu bersamaan dengan sang Merah Putih di tiang tertinggi! rasa haru, bangga dan sedih menyelimuti diri ini. Bagaimana tidak? perjuanganku tidak sia-sia hari ini, aku berhasil mengibarkan bendera pusaka diiringi lagu kebangsaan yang merdu sekali. Hari ini adalah hari pertempuranku. Hasil berlatih dan berbagai macam jerih payahku akan ditentukan di atas sepetak matras hijau pada hari ini. Sebagian orang berkata bahwa hasiku ini sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa jauh dari sebelumnya. Tapi, bukankah Tuhan senang kepada orang yang bersungguh-sungguh? kalau begitu apa salahnya berusaha dan merubah takdir? walaupun hasilnya kuserahkan sepenuhnya pada Yang Maha Kuasa.
Kalian tahu, apa yang lebih meneganggkan dibandingkan dinilai oleh juri dalam pertandingan? jawabannya adalah dilihat oleh Tim Pelatnas Senior beserta dewan pelatihnya pada saat kamu bermain. Sepanjang pagi itu aku tidak mendengarkan celotehan orang-orang disekitarku. Aku terlalu gugup, aku terlalu takut, aku takut permainan yang akan kubawakan nanti tidak seindah yang diekspektasikan orang banyak dan akhirnya meninggalkan kesan jelek pada tim senior. Tuti Winarni, salah satu pelatihku mengetahui apa yang sedang aku alami saat itu. Sebelum bermain ia memberikan beberapa nasihat dan wejangan untukku agar bisa bermain lepas dan puas. Nasihatnya yang paling ku ingat adalah, " Usahamu mungkin sudah tidak bisa diukur, keringatmu mungkin sudah tidak bisa di hitung, doamu pasti sudah berkali-kali. tapi satu hal yang pasti, di atas matras semua bisa berubah. serahkan semuanya pada Allah SWT. ikhlaskan semuanya yang ada mintalah padaNya agar dimudahkan segala urusanmu."
sekedar informasi, Tuti Winarni bagiku adalah seorang legenda dunia persilatan Indonesia. Bagi kalian yang tidak mengenal siapa itu Tuti Winarni, kalian belum layak disebut pesilat sejati. Beliau adalah peraih medali emas pada ajang Sea Games XXVI 2011 Indonesia. Tidak hanya di Sea Games, beliau tentunya menjuarai berbagai ajang lainnya dan berhasil membanggakan Indonesia, dan juga daerahnya.
![]() |
(Sumber : ANTARA Foto) |
Semakin cepat waktu berlalu, semakin cepat mengantarkanku untuk memulai permainan. Rasanya pundakku begitu berat,seperti sedang membawa bongkahan batu didalam kantpng. Dilepas oleh coach Tuti di matras hijau, aku berbisik pada diriku sendiri agar menampilkan permainan yang terbaik yang bisa kutampilkan, ku bisikan pada yang Maha Kuasa agar selalu melindungiku, meridhoi ku, merestuiku disetiap langkah dan gerak dalam permainanku nanti. Tidak lupa ku bisikan pada diriku sendiri, Indonesia, Ayo Mainkan!
Permainanku selama 3 menit sudah selesai, aku tidak peduli lagi dengan sekelilingku. Aku ingin semua ini segera berakhir. Ada ketakutan dalam diriku mengenai satu hal. Satu hal yang mereka rahasiakan, satu hal yang sudah menghantuiku dalam beberapa waktu ini.
Hari itu aku berhasil mencetak skor tertinggi dalam sejarah permainanku. 461 bukanlah angka yang kecil bagiku. Itu sungguh luar biasa, bahkan aku sendiri tidak yakin bahwa itu adalah skor akhir yang mutlak untuk permainanku. Pada hari itu juga, aku berhasil membuktikan pada orang-orang bahwa aku tidak seperti Kyra yang ada dalam benak mereka. Aku mampu membuat mereka tersentak, aku mampu membuat orang-orang sekelilingku bangga, aku mampu menaikan bendera Merah Putih di tiang tertinggi, dan aku mampu membuat harum Bangsa dan Negaraku.
Beribu-ribu terimakasih ku ucapkan kepada seluruh elemen masyarakat, saudara dan teman-teman pencak silat setanah air, tidak lupa juga pada keluarga khususnya Ibu yang tidak henti-hentinya mendoakan dan mendukung. Para pelatih salah satunya coah Tuti Winarni dan teman-teman tim pencak silat ASG 2019, para senior tim pelatnas pencaksilat Indonesia, khususnya kak Dara, kak Suci, kak Dino,kak Dede, kak haidir, kak Komang dan kak Malik dan juga untuk semua orang yang telah mendukung dan mendoakan saya selama ini.
![]() |
Azharien G, Tuti Winarni, Kyra A |
Alhamdulillah wa Syukurillah, tak henti-hentinya ku panjatkan rasa syukur atas semua nikmat dan karunia pada Yang Maha Kuasa hingga saat ini. Kupersembahkan medali emas ini untuk Indonesia dan seluruh elemen Bangsa Indonesia. Perkenankanlah aku untuk menjadi wakilmu kembali di waktu yang akan datang, Garuda.
Bandung, 17 Agustus 2019
Qu jdi terhura Ceu
BalasHapus