Langsung ke konten utama

Bagimu Negeri

" Hiduplah Indonesia Raya..."


Tepat pukul 11.25 pagi waktu Indonesia bagian barat, lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Ya! aku berhasil mengumandangkan lagu itu bersamaan dengan sang Merah Putih di tiang tertinggi! rasa haru, bangga dan sedih menyelimuti diri ini. Bagaimana tidak? perjuanganku tidak sia-sia hari ini, aku berhasil mengibarkan bendera pusaka diiringi lagu kebangsaan yang merdu sekali. Hari ini adalah hari pertempuranku. Hasil berlatih dan berbagai macam jerih payahku akan ditentukan di atas sepetak matras hijau pada hari ini. Sebagian orang berkata bahwa hasiku ini sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa jauh dari sebelumnya. Tapi, bukankah Tuhan senang kepada orang yang bersungguh-sungguh? kalau begitu apa salahnya berusaha dan merubah takdir? walaupun hasilnya kuserahkan sepenuhnya pada Yang Maha Kuasa.

Kalian tahu, apa yang lebih meneganggkan dibandingkan dinilai oleh juri dalam pertandingan? jawabannya adalah dilihat oleh Tim Pelatnas Senior beserta dewan pelatihnya pada saat kamu bermain. Sepanjang pagi itu aku tidak mendengarkan celotehan orang-orang disekitarku. Aku terlalu gugup, aku terlalu takut, aku takut permainan yang akan kubawakan nanti tidak seindah yang diekspektasikan orang banyak dan akhirnya meninggalkan kesan jelek pada tim senior. Tuti Winarni, salah satu pelatihku mengetahui apa yang sedang aku alami saat itu. Sebelum bermain ia memberikan beberapa nasihat dan wejangan untukku agar bisa bermain lepas dan puas. Nasihatnya yang paling ku ingat adalah, " Usahamu mungkin sudah tidak bisa diukur, keringatmu mungkin sudah tidak bisa di hitung, doamu pasti sudah berkali-kali. tapi satu hal yang pasti, di atas matras semua bisa berubah. serahkan semuanya pada Allah SWT. ikhlaskan semuanya yang ada mintalah padaNya agar dimudahkan segala urusanmu."

sekedar informasi, Tuti Winarni bagiku adalah seorang legenda dunia persilatan Indonesia. Bagi kalian yang tidak mengenal siapa itu Tuti Winarni, kalian belum layak disebut pesilat sejati. Beliau adalah peraih medali emas pada ajang Sea Games XXVI 2011 Indonesia. Tidak hanya di Sea Games, beliau tentunya menjuarai berbagai ajang lainnya dan berhasil membanggakan Indonesia, dan juga daerahnya.


Image result for tuti winarni pencak silat
(Sumber : ANTARA Foto)

Dan saat ini, beliau, legenda yang sering pelatihku ceritakan dulu adalah pelatihku di Tim ASG ini. Seorang yang selalu ku impikan dalam imajinasiku kini berada tepat di depan mataku, kami berada di tempat yang sama! betapa beruntungnya aku.


Semakin cepat waktu berlalu, semakin cepat mengantarkanku untuk memulai permainan. Rasanya pundakku begitu berat,seperti sedang membawa bongkahan batu didalam kantpng. Dilepas oleh coach Tuti di matras hijau, aku berbisik pada diriku sendiri agar menampilkan permainan yang terbaik yang bisa kutampilkan, ku bisikan pada yang Maha Kuasa agar selalu melindungiku, meridhoi ku, merestuiku disetiap langkah dan gerak dalam permainanku nanti. Tidak lupa ku bisikan pada diriku sendiri, Indonesia, Ayo Mainkan!
Permainanku selama 3 menit sudah selesai, aku tidak peduli lagi dengan sekelilingku. Aku ingin semua ini segera berakhir. Ada ketakutan dalam diriku mengenai satu hal. Satu hal yang mereka rahasiakan, satu hal yang sudah menghantuiku dalam beberapa waktu ini.

Hari itu aku berhasil mencetak skor tertinggi dalam sejarah permainanku. 461 bukanlah angka yang kecil bagiku. Itu sungguh luar biasa, bahkan aku sendiri tidak yakin bahwa itu adalah skor akhir yang mutlak untuk permainanku. Pada hari itu juga, aku berhasil membuktikan pada orang-orang bahwa aku tidak seperti Kyra yang ada dalam benak mereka. Aku mampu membuat mereka tersentak, aku mampu membuat orang-orang sekelilingku bangga, aku mampu menaikan bendera Merah Putih di tiang tertinggi, dan aku mampu membuat harum Bangsa dan Negaraku.


Beribu-ribu terimakasih ku ucapkan kepada seluruh elemen masyarakat, saudara dan teman-teman pencak silat setanah air, tidak lupa juga pada keluarga khususnya Ibu yang tidak henti-hentinya mendoakan dan mendukung. Para pelatih salah satunya coah Tuti Winarni dan teman-teman tim pencak silat ASG 2019, para senior tim pelatnas pencaksilat Indonesia, khususnya kak Dara, kak Suci, kak Dino,kak Dede, kak haidir, kak Komang dan kak Malik dan juga untuk semua orang yang telah mendukung dan mendoakan saya selama ini. 
Azharien G, Tuti Winarni, Kyra A

Alhamdulillah wa Syukurillah, tak henti-hentinya ku panjatkan rasa syukur atas semua nikmat dan karunia pada Yang Maha Kuasa hingga saat ini. Kupersembahkan medali emas ini untuk Indonesia dan seluruh elemen Bangsa Indonesia. Perkenankanlah aku untuk menjadi wakilmu kembali di waktu yang akan datang, Garuda.


Bandung, 17 Agustus 2019

Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

Cita-Cita

"Besar nanti mau jadi apa?" Sebuah pertanyaan singkat tapi bisa dibikin mikir sepanjang waktu. Setiap orang pasti punya impian atau keinginan yang ingin mereka wujudkan suatu hari nanti, sebutlah cita-cita. Begitu juga dengan gw. Semenjak gw paham arti dari kata 'cita-cita' otomatis gw punya keinginan yang gw harap bisa gw wujudkan ketika gw udah dewasa nanti dan seiring berjalannya waktu, semua cita-cita yang pernah gw sebutkan juga berubah-rubah sesuai keinginan gw sendiri. Menjadi Polisi adalah cita-cita pertama gw sewaktu kecil. Keluarga besar gw adalah keluarga militer, uyut, aki dan kedua orang adiknya adalah seorang polisi dan ya, gw rasa gak heran kalau gw pengen jadi kaya mereka. Didikan keluarga gw juga keras,  gak cuma ke anak-anaknya, aki juga nerapin hal ini ke cucunya (walaupun yang ngerasain kerasnya cuma gw doang waktu itu karena adik dan sepupu-sepupu gw belum pada lahir) yang kadang bikin gw merasa lebih militer banget dari anak-anak seumuran gw dilu...

Diri

Pada akhirnya, ga ada lagi yang peduli sama lu. Ga ada lagi yang nolongin lu. Ga ada lagi yang tertarik sama cerita lu. Ga ada lagi yang tertarik sama cerita-cerita proses lu untuk menggapai semua itu. Semua mimpi-mimpi lu. Ga ada orang yang benar-benar peduli sama lu di luar sana. Mau lu patah, kecewa, sedih sampe lu nangis darah terus bilang "hidup gini amat" dunia ga akan peduli sama lu. Lu bukan satu-satunya manusia yang punya masalah. Lu ga se-spesial itu . Lu cuma salah satu bagian partikel terkecil yang ada di alam semesta. Meskipun kita semua punya anggota keluarga, satu-persatu dari mereka tentu akan menemui jalan hidupnya masing-masing, entah sekolah, bekerja, berkeluarga atau menua. Itu semua hukumnya mutlak. Gw tau ini pahit, gw tau ini kasar. Tapi menurut gw ini adalah cara self help yang benar, biar kita semua sadar bahwa pada akhirnya kita cuma punya diri kita sendiri. Mau maju, mundur, atau diam di tempat, lu yang memutuskan sendiri karena lu yang menjalani hi...

About Me

Kyra Andhayu Noer Adalah seorang imigran surga yang datang ke bumi pada tanggal 23 Oktober 2002. Lahir dalam keluarga yang berasal dari berbagai macam latar belakang daerah membuat banyak perbedaan dalam dirinya. Mata yang sipit, kulit putih, rambut kecoklatan membuat teman di lingkungannya memanggilnya 'Acong' entah itu dari mana asal usulnya. Mendapat didikan yang lumayan keras dalam keluarganya membentuk dirinya menjadi pribadi yang keras dan tidak mudah menyerah. Tapi di balik itu semua, dalam dirinya tetaplah ada sisi lembut yang bisa muncul kapan saja. Namanya dikenal melalui sejumlah penghargaan dalam bidang olahraga yang ditekuni sejak kelas 1 SD. Selain dalam olahraga ia juga mahir dalam beberapa bidang lain nya, seperti musik, seni dan sejarah. Saat ini ia sedang melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, program studi Arkeologi.  Machu Picchu ,  Chichen Itza,  dan  Prambanan  menjadi alasan mengapa ia memilih untuk menjadi seorang Arkeol...