Langsung ke konten utama

Hi.

Ketika di hadapkan dengan banyak pilihan, hanya satu yang harus jadi jawaban. Ketika hati kecil tak terdeteksi, logika sering mengganti posisi.

Kiranya begitu. Begitulah kata-kata yang bisa menggambarkan situasi saat ini. Terhanyut dalam berbagai pilihan. Sulit untuk menentukan pilihan mana yang harus diambil. Bahkan, hampir saja tidak memilih.

Tepat hampir satu tahun yang lalu, aku memilih untuk mengistirahatkan diri dari dunia olahraga, bukan hanya soal pribadi, tapi juga soal pendidikan. Sebagai olahragawan dan juga seorang pelajar yang merangkap menjadi satu di tengah-tengah kehidupan tentu saja bukan hal yang mudah. Memilih untuk bagaimana seterusnya, menentukan masa depan, kemana kita akan melangkah, dan pendidikan apa yang akan dilanjutkan nanti? Jujur, aku pun sempat berada di satu persimpangan jalan yang sulit untuk dilalui. Orang bilang waktu ku terbuang sia-sia karena hanya digunakan untuk berlari di pagi, sore, bahkan malam hari. Orang-orang juga bilang, otak ku terlalu dipaksa berlebihan untuk melakukan sesuatu yang akhirnya mereka sebut aku terlalu ambis.

Tapi, pernahkah kalian berpikir bahwa semua hal yang kalian lakukan itu pasti ada sebab dan akibatnya? Betul. Ibarat aku berlari saban hari agar performaku tetap meningkat, begitu juga dengan aku yang belajar setiap saat agar masa depanku tetap cerah.


Mungkin awal tahun 2019 adalah tahun dimana aku memantapkan diri untuk menyelesaikan tugasku di bidang non akademik, tetapi berbeda hal pada awal tahun 2020 dimana aku harus mulai menentukan jalan untuk masa depanku. Peralihan tahun 2019-2020 adalah tahun yang sangat super bagiku. Dimana aku disuguhi banyak sekali pilihan, tentunya itu semua sangat menggiurkan. Tapi sayang, aku hanya dapat memilih satu pilihan dengan resiko yang berbagai dari setiap pilihan tersebut. Tidak hanya satu atau dua orang yang menghasut agar tetap pada jalan sebelumnya. Tidak hanya satu atau dua orang juga yang menghasut agar memilih jalan lain untuk memulai kehidupan yang baru. Ya, ini pilihanku. Aku memilih untuk melangkah di sisi kanan demi masa depanku dan mau tidak mau, suka tidak suka aku harus rela melepas bagian kiri ku sejenak demi masa depanku juga tentunya. Aku tau, pasti kalian akan berkata sedemikian rupa seperti kata-kata yang pernah mereka lontarkan.

"Segampang itukah kamu meninggalkan bagian dari dirimu yang telah membesarkan namamu?" Atau
"Dimana otakmu?" Bukan begitu?

Hei bung, hidup itu pilihan. Bahkan disaat  kamu tidak memilih, secara tersirat itu alah pilihanmu. Begitu pula aku. Ini pilhanku. Pilihanku yang kadang tidak masuk akal dan mungkin akan sulit dicerna oleh kalian. Dalam hidup ini kita bagaikan seorang kera yang sedang memanjat pohon. Di atas pohon mereka akan menentukan pilihan untuk menujur ranting yang mana, ranting yang banyak akan buah berlimpah dan bisa dinikmatinya. Ketika dia menemukan ranting itu dia akan bertahan. Tetapi jika ranting tersebut tidak lagi menyediakan buah tersebut, mau tidak mau harus memilih ranting yang baru untuk disinggahi.

Dengan begitu aku akan berkata, tidak selamanya satu hal yang kamu lakukan setiap saat setiap waktu akan menjanjikanmu di masa depan nanti. Bila hal yang amat sangat tidak diinginkan terjadi, tetap saja kamu harus memilih bagaimana cara untuk memperbaiki hidupmu dimasa nanti. 

Berusahalah untuk selalu menggunakan akal sehat, tetaplah berada dalam pendirian meskipun banyak sekali pilihan di depanmu. Setiap orang berhak atas pilihannya masing-masing. Walaupun terkadang pilihan yang ia buat sulit dicerna, ataupun ketika ia memilih untuk tidak  memilih sama sekali.


Untuk diriku, selamat, kamu telah berhasil keluar dari zona nyaman.







Selamat berjuang,
Diriku yang baru.

Komentar

Popular Posts

Cita-Cita

"Besar nanti mau jadi apa?" Sebuah pertanyaan singkat tapi bisa dibikin mikir sepanjang waktu. Setiap orang pasti punya impian atau keinginan yang ingin mereka wujudkan suatu hari nanti, sebutlah cita-cita. Begitu juga dengan gw. Semenjak gw paham arti dari kata 'cita-cita' otomatis gw punya keinginan yang gw harap bisa gw wujudkan ketika gw udah dewasa nanti dan seiring berjalannya waktu, semua cita-cita yang pernah gw sebutkan juga berubah-rubah sesuai keinginan gw sendiri. Menjadi Polisi adalah cita-cita pertama gw sewaktu kecil. Keluarga besar gw adalah keluarga militer, uyut, aki dan kedua orang adiknya adalah seorang polisi dan ya, gw rasa gak heran kalau gw pengen jadi kaya mereka. Didikan keluarga gw juga keras,  gak cuma ke anak-anaknya, aki juga nerapin hal ini ke cucunya (walaupun yang ngerasain kerasnya cuma gw doang waktu itu karena adik dan sepupu-sepupu gw belum pada lahir) yang kadang bikin gw merasa lebih militer banget dari anak-anak seumuran gw dilu...

Diri

Pada akhirnya, ga ada lagi yang peduli sama lu. Ga ada lagi yang nolongin lu. Ga ada lagi yang tertarik sama cerita lu. Ga ada lagi yang tertarik sama cerita-cerita proses lu untuk menggapai semua itu. Semua mimpi-mimpi lu. Ga ada orang yang benar-benar peduli sama lu di luar sana. Mau lu patah, kecewa, sedih sampe lu nangis darah terus bilang "hidup gini amat" dunia ga akan peduli sama lu. Lu bukan satu-satunya manusia yang punya masalah. Lu ga se-spesial itu . Lu cuma salah satu bagian partikel terkecil yang ada di alam semesta. Meskipun kita semua punya anggota keluarga, satu-persatu dari mereka tentu akan menemui jalan hidupnya masing-masing, entah sekolah, bekerja, berkeluarga atau menua. Itu semua hukumnya mutlak. Gw tau ini pahit, gw tau ini kasar. Tapi menurut gw ini adalah cara self help yang benar, biar kita semua sadar bahwa pada akhirnya kita cuma punya diri kita sendiri. Mau maju, mundur, atau diam di tempat, lu yang memutuskan sendiri karena lu yang menjalani hi...

About Me

Kyra Andhayu Noer Adalah seorang imigran surga yang datang ke bumi pada tanggal 23 Oktober 2002. Lahir dalam keluarga yang berasal dari berbagai macam latar belakang daerah membuat banyak perbedaan dalam dirinya. Mata yang sipit, kulit putih, rambut kecoklatan membuat teman di lingkungannya memanggilnya 'Acong' entah itu dari mana asal usulnya. Mendapat didikan yang lumayan keras dalam keluarganya membentuk dirinya menjadi pribadi yang keras dan tidak mudah menyerah. Tapi di balik itu semua, dalam dirinya tetaplah ada sisi lembut yang bisa muncul kapan saja. Namanya dikenal melalui sejumlah penghargaan dalam bidang olahraga yang ditekuni sejak kelas 1 SD. Selain dalam olahraga ia juga mahir dalam beberapa bidang lain nya, seperti musik, seni dan sejarah. Saat ini ia sedang melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, program studi Arkeologi.  Machu Picchu ,  Chichen Itza,  dan  Prambanan  menjadi alasan mengapa ia memilih untuk menjadi seorang Arkeol...