Bulan perlahan menengah,
Seakan mengajak bertadah,
Menghadap Sang Pemberi Anugrah,
Sungguh, Hati ini Resah.
Seakan mengajak bertadah,
Menghadap Sang Pemberi Anugrah,
Sungguh, Hati ini Resah.
Sementara Aku disini,
Masih berbaur bersama mimpi,
Tersentak, terbangun di keheningan dinihari,
Seketika berpikir, mengapa kau tak disini ?
Masih berbaur bersama mimpi,
Tersentak, terbangun di keheningan dinihari,
Seketika berpikir, mengapa kau tak disini ?
Percikan air basuhi muka dan kepala,
Menceritakan semua yang kupunya,
Kamu, senyuman, dan sekeping asa,
Yang tak bertuan dan tak tau arah.
Menceritakan semua yang kupunya,
Kamu, senyuman, dan sekeping asa,
Yang tak bertuan dan tak tau arah.
Hingga air mata jatuh menitik,
Basahi mulut yang kian menukik.
Basahi mulut yang kian menukik.
Malam semakin hening,
Harapan kian menyingsing,
Entah itu ada atau malah berpaling,
Dan hancur hingga berkeping-keping.
Harapan kian menyingsing,
Entah itu ada atau malah berpaling,
Dan hancur hingga berkeping-keping.
Yogyakarta, 29 Agustus 2019
Komentar
Posting Komentar